Kamis, 26 Maret 2015

GULA RAFINASI




Berdasarkan SK Menperindag NO 527/MPT/KET/9/2004, gula rafinasi diperuntukkan untuk industri dantidak diperuntukkan untuk konsumsi langsung karena harus melalui proses terlebih dahulu. Dalam gularafinasi mengandung banyak bahan fermentasi sehingga menyebabkan masalah kesehatan diantaranyaadalah penyakit gula. Gula rafinasi yang dikonsumsi langsung mengakibatkan penuaan pada kulit melaluiproses alami glikasi. Proses glikasi merupakan saat molekul gula diserap ke dalam aliran darah selamaproses pencernaan dan menutup molekul protein pada kulit. Semakin banyak proses glikasi dialami,maka kulit makin gelap dan kusam serta mempengaruhi molekul protein yang menghasilkan kolagendan elastin.Anda termasuk orang yang suka mengonsumsi makanan manis..??.Hati-hati, bukan hanya berisiko tinggi terkena diabetes, penuaan juga datang lebih cepat.Keriput tidak hanya dipicu oleh usia, tetapi juga konsumsi gula yang berlebihan.Gula selain dikonsumsi langsung juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri makanan. Pada saat ini kebanyakan pabrik gula di Indonesia hanya mampu menghasilkan gula kualitas GKP (gula kristal putih) yang dikonsumsi langsung.Gula SHS (Superieure Hoofd Suiker), ini masih belum memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku industri makanan.

Untuk itu industri makanan membutuhkan kualitas gula yang lebih baik yang diperoleh dari gula rafinasi. Kata rafinasi diambil dari kata refinery artinya menyuling, menyaring, membersihkan. Jadi bisa dikatakan bahwa gula rafinasi adalah gula yang mempunyai kualitas kemurnian yang tinggi.

Salah satu parameter kualitas dari gula ditinjau dari warna ICUMSA, yaitu menunjukkan kualitas warna gula dalam larutan. ICUMSA ( International Commission For Uniform Methods of Sugar Analysis) merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyusun metode analisis kualitas gula dengan anggota lebih dari 30 negara. Mengenai warna gula ICUMSA telah membuat rating atau grade kualitas warna gula. Sistem rating berdasarkan warna gula yang menunjukkan kemurnian dan banyaknya kotoran yang terdapat dalam gula tersebut.

1. Jenis – Jenis Gula Berdasar Warna ICUMSA
a. Gula Rafinasi (Refined Sugar)
ICUMSA 45
Gula dengan kualitas yang paling bagus karena melalui proses pemurnian bertahap. Warna gula putih cerah. Untuk Indonesia gula rafinasi diperuntukkan bagi industri makanan karena membutuhkan gula dengan kadar kotoran yang sedikit dan warna putih.

b. Gula Ekstra Spesial (Extra Special Crystall Sugar)
ICUMSA 100 – 150
Gula yang termasuk food grade digunakan untuk membuat bahan makanan seperti kue, minuman atau konsumsi langsung.

c. Gula Kristal putih
ICUMSA 200 - 300
Gula yang dapat dikonsumsi langsung sebagai tambahan bahan makanan dan minuman. Berdasarkan standard SNI gula yang boleh dikonsumsi langsung adalah gula dengan warna ICUMSA 300. Pada umumnya pabrik gula sulfitasi dapat memproduksi gula dengan warna ICUMSA < 300

d. Gula Kristal Mentah untuk konsumsi (brown sugar)
ICUMSA 600 – 800
Di luar negeri gula ini dapat dikonsumsi langsung biasanya sebagai tambahan untuk bubur, akan tetapi juga perlu diperhatikan mengenai kehigienisannya yaitu kandungan bakteri dan kontaminan.

e. Gula Kristal Mentah (Raw Sugar)
ICUMSA 1600 – 2000
Raw Sugar digunakan sebagai bahan baku untuk gula rafinasi, dan juga beberapa proses lain seperti MSG biasanya menggunakan raw sugar.

f. Gula Mentah (Very Raw Sugar)
ICUMSA 4600 max
Khusus digunakan sebagai bahan baku gula rafinasi dan tidak boleh dikonsumsi.

2. Bahaya mengkonsumsi gula berlebihan
Konsumsi gula berlebihan, membuat kulit mudah terkena iritasi dan kering. Saat itulah, keriput mulai bermunculan di tempat-tempat tak terduga dengan sangat mudah. Tidak hanya itu, lingkaran hitam dan kantung di bawah mata juga terlihat makin jelas.

"Gula rafinasi bisa membuat penuaan pada kulit melalui proses alami glikasi. Glikasi adalah keadaan ketika molekul gula diserap ke dalam aliran darah selama proses pencernaan dan membuat mantel molekul protein pada kulit Anda. Semakin banyak gula rafinasi yang dikonsumsi, maka proses glikasi dalam tubuh semakin banyak. Hal ini membuat kulit berubah warna, tidak sehat, kehilangan elastisitas, dan memicu keriput muncul lebih cepat, " kata Francesco Clark, pemilik produk perawatan kulit, Clark's Botanicals.

Rupanya glikasi memengaruhi molekul protein yang membentuk kolagen dan elastisitas pada kulit. Menurut Dr. Nicholas Perricone, M.D., ahli kulit, gula memang bisa berdampak negatif pada kecantikan kulit. "Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, tidak hanya pada kulit,"

Jadi mulai sekarang, kurangi camilan manis favorit Anda, jika tidak ingin penuaan kulit datang lebih cepat. Gantilah dengan buah-buahan yang mengandung rasa manis alami, karena bisa membuat kulit Anda lebih awet muda.
Kedua gula berdasar jenis tebu. Yang membedakan adalah
molases. Molases adalah suatu zat ada di dalam tebu yang
berwarna gelap. Dengan process natural “air-steam-centrifugal-penyerapan oleh filter” molases yang berwarna coklat itu dapat dipisahkan dari gula coklat,
hasilnya kita mendapat gula pasir kristal/gula putih, BUKAN pemutih.

Selasa, 17 Maret 2015

Edukasi UKS

UKS AGAR PEDULI MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH

Narasumber  sedang memberikan materinya.

Dalam rangka memberikan  pemahanan tentang pentingnya pangan yang aman, Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Wonosobo melakukan Sosialisasi Keamanan Pangan di SD Negeri Gondang Kecamatan Watumalang kemarin Senin 16 Maret 2015. Hadir sebagai Narasumber pada  kegiatan tersebut Drs. Oman Yanto, MM Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Bidang Perdagangan, Sumarwati, SKM Kepala Seksi Farmasi Makanan dan Minuman Bidang Pelayanan Kesehatan serta Mitro dari Kepala Seksi SD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) pada setiap sekolah memiliki andil besar dalam memberikan informasi kepada anak-anak sekolah tentang makanan jajanan se kolah yang sehat. Selain beberapa bahan pangan sudah distandarisasi (SNI) se perti tepung terigu, minyak goreng kemasan, gula kristal putih, garam,  kedelai, dan lainnya. Bahkan minyak goreng, tepung terigu selain wajib SNI juga wajib fortifikasi Vitamin A. Sementara pada garam selain wajib SNI juga wajib fortifikasi iodium dengan kandungan minimal 30-80 ppm. Untuk itu pih ak sekolah harus memahami mengenai bahan makanan yang sehat dan bergizi disamping harus dihindari makanan yang menggunakan berbahaya seperti rhodamin B, boraks, methanyl yellow, formalin dan berbahaya lainnya. Makanan yang sehat tentu akan berdampak pada masa depan generasi penerus khususnya anak-anak sekolah. Untuk itu jadilah konsumen cerdas agar mampu memilih produk-produk makanan  yang baik.

(Drs.Oman Yanto,MM:Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Bidang Perdagangan).