Selasa, 11 September 2012

3 Importir Kedelai

Sejak Krisis, 3 Perusahaan Ini Tetap Impor Kedelai  

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Tadjuddin Noer Said, mencatat Gerbang Cahaya Utama (GCU), Cargill dan PT Alam Agri Adiperkasa, sebagai tiga importir kedelai dalam lima tahun terakhir. Ketiganya bahkan ikut berperan menentukan harga kedelai di pasaran saat ini.

Tadjuddin menyatakan kenaikan harga kedelai yang terjadi saat ini jauh melampaui kenaikan harga internasional sebesar 20-30 persen. Kenaikan harga ini akibat gangguan pasokan di Amerika sebagai produsen kedelai dunia.

Namun kenaikan harga yang dirasakan masyarakat Indonesia dinilai lebih tinggi. "Mungkin kita bisa dua kali lipatnya kenaikan internasional," ucapnya Selasa malam, 31 Juli 2012..

Kecurigaan terjadinya praktek kartel semakin kuat. Sebab, pada saat bersamaan, kenaikan harga yang terjadi saat ini tidak dirasakan petani lokal. Kalangan petani tak berkutik sebab harga telah ditentukan importir besar.

"Petani tetap saja ikut pada harga mereka (importir). Indikasinya, kan, mereka berkumpul menaikkan harga bersama dengan patokan luar negeri," kata Tadjuddin.

Berdasarkan data pasokan kedelai impor 2007 lalu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencatat Gerbang Cahaya Utama (GCU) merupakan importir terbesar dengan volume impor kedelai mencapai 830,76 juta ton. Sedangkan Cargill dan PT Alam Agri Adiperkasa mengimpor masing-masing 503,43 ton dan 178 juta ton kedelai.

Ketiganya perusahaan itu mengimpor lebih dari 100 ribu ton kedelai dalam setahun atau mencapai 84,63 persen dari kebutuhan impor kedelai nasional. Sedangkan importir lain berkisar kurang dari satu persen dari keseluruhan kedelai yang diimpor pada 2007.

Lembaga itu mencatat hingga kini kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,2 ton juta atau naik dari tahun sebelumnya 2,16 juta ton. Di sisi lain, produksi dalam negeri hanya berkisar 20-30 persen dari total kebutuhan.

Meskipun begitu, data terakhir KPPU menyatakan ketiga perusahaan itu mengalami penurunan volume impor dan penguasaan pasar impor mereka berkurang menjadi 74.66 persen. Pasar impor kedelai kini dikuasai dua kelompok besar, yakni PT Gerbang Cahaya Utama (GCU) sebesar 47 persen dan PT Cargil Indonesia sebesar 28 persen. Adapun sisanya masih di bawah 10 persen, seperti Alam Agri sebesar 10 persen, Citra Bakti Mulya 4 persen, dan lainnya 11 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda