Senin, 10 September 2012

Deregulasi Kedelai

BUTUH REGULASI UNTUK TANGANI KEDELAI

Masih melambungnya harga kedelai sampai saat ini dikisaran Rp 7.600 per kilo gram turun sekitar Rp 200 dari harga bulan sebelumnya ini menunjukan bahwa kebijakan pemerintah tentang pemberlakuan tarif nol persen untuk impor kedelai kurang membawa manfaat bagi para pengrajin atau pedagang tahu tempe yang bahan bakunya hampir semuanya impor. Disamping kualitas bahan baku lokal dianggap kurang baik juga harga kedelai impor sangat kompetitif. Oleh karena itu walaupun relatif mahal tetap dibeli oleh para pengrajin tahu dan tempe karena menghasilkan makanan yang enak untuk dikonsumsi. Sebenarnya pemerintah melalui Kementrian Keuangan telah melakukan kebijakan baru dengan memberlakukan tarif nol untuk semua produk kedelai impor agar harga relatif bisa ditekan yaitu kisaran Rp 6.000 - Rp  6.500 per kilo gram, namun karena harga kedelai dipengaruhi oleh fluktuasi harga internasional sehingga kebijakan tersebut hanya dapat dinikmati oleh para pelaku impor (importir) yang notabene pemilik modal besar sementara para pedagang kecil hampir tidak menikmati keuntungan walaupun kebijakan itu telah diberlakukan mulai Agustus 2012 yang lalu. Oleh karena itu perlu deregulasi untuk penanganan kedelai yaitu dengan memberikan insentif kepada home industri dan pedagang kecil walaupun dalam teknis pengaturan tidak mudah, akan tetapi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat kecil seperti para pedagang yang selama ini menjual secara eceran. Selain itu juga pemerintah patut mencurigai adanya kartel yang menguasai tataniaga kedelai sehingga sulit dikendalikan walaupun memang tataniaganya bukan yang diatur.Sementara ini di Wonosobo sendiri ada 126 unit usaha industri tahu, 1238 unit usaha industri tempe sehingga total ada 1364 unit usaha dengan kebutuhan kedelai perbulan 385 ton industri tahu, dan 485 ton industri tempe atau total 870 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan usaha mereka atau sekitar 30 ton per hari bukan jumlah yang kecil sehingga perlu penanganan serius agar para pelaku usaha tidak gulung tikar sehingga tetap bisa berusaha yang sekarang ini sifatnya pada posisi sulit karena walaupun bahan baku tetap tercukupi namun harga kedelai masih saja tidak mau turun kembali ke semula. 
(Drs. Oman Yanto, MM : Ymt Kasi Bina Usaha Perdagangan.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda