Kamis, 18 Juli 2013

Daging Sapi

HARGA DAGING SAPI AKAN SULIT TURUN
Staf Disperndag sedang berdialog dengan pedagang daging di lantai 2 Pasar Induk.

WALAUPUN TELAH DIBUKA KRAN IMPOR.
Pemerintah sebenarnya telah mengatur tataniaga daging sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/M-DAG/PER/9/2011 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan dan Produk Hewan. Yang dimaksud dengan Hewan adalah Sapi, Kerbau, Kambing dan Domba. Adapun produk hewan adalah susu, kepala susu dalam bentuk bubuk dan kemasan. Sedangkan hewan dalam hal ini daging sapi sesuai dengan pos tarif/HS 0102.90..10.00. Selain Pemerintah telah memerintahkan Perum Bulog (Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik) untuk melakukan importasi daging. Kebijakan terhadap daging sapi hanya akan sedikit pengaruh terhadap harga daging saat ini. Ada tiga fator penyebab harga relatif bertahan, pertama waktu pembukaan kran impor pada momen puasa menjelang lebaran sehingga penurunan harga hanya kisaran Rp 5.000 - Rp 10.000. Terjadinya sentimen pasar yang disebabkan oleh pedagang maupun konsumen sendiri dimana menjelang lebaran kenaikan harga dianggap suatu kelaziman. Ketiga apabila kualitas daging impor tidak lebih baik dari daging lokal maka daging impor tidak akan begitu laku dipasaran pada akhirnya daging lokal tetap mahal karena nilai pembandingnya tidak sepadan atau kurang unggul. Pemerintah sebenarnya sudah tepat dalam melakukan impor akan tetapi pada tataran implementasinya perlu kecerdikan agar impor tidak sia-sia sehingga tidak merugikan negara dan masyarakat. Harga saat ini dikota besar seperti Jakarta dan lainnya daging sapi masih bertengger diangka Rp 100.000 lebih. Sementara di Wonosobo utk kwalitas satu (kw1) Rp 90.000. Oleh karena adanya penambahan impor oleh Pemerintah Pusat tidak akan berpengaruh terhadap daging sapi di Wonosobo bahkan menurut prediksi kami malah akan ada kenaikan dikisaran Rp 3.500-Rp 6.000 sehingga menjelan lebaran nanti akan berada pada kisaran Rp 93.500 - Rp 96.000. Jadi penurunan harga akibat kebijakan impor hanya akan terjadi di kota-kota besar. Hal ini disebabkan tidak ada daging impor yang dijual di Wonosobo baik di ritel modern seperti supermaket maupun ritel tradisional seperti di pasar Induk dan pasar-pasar lainnya. Selain itu juga perlu diwaspadai adanya kenaikan harga pada barang substitusi seperti daging ayam, yang dimungkinkan ikut naik seiring dengan naiknya harga daging sapi dipasaran. Bahkan tidak akan luput juga telur ayam ikut naik sebagai dampak kenaikan harga daging ayam tersebut.
(Drs.Oman Yanto, MM : Kepala Seksi Distribusi dan Perlindungan Konsumen Bidang Perdagangan) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda