Minggu, 05 Agustus 2012

Raksasa Kedelai

Ini Dia 2 'Raksasa' Penguasa Kedelai Impor di Indonesia

Rista Rama Dhany - detikfinance
Senin, 30/07/2012 13:36 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkapkan ada 2 perusahaan importir kedelai yang menjadi penguasa kedelai impor.

Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Tajuddin Noer Said, mengatakan 2 perusahaan penguasa impor itu adalah PT Gerbang Cahaya Utama (GCU) dan PT Cargill Indonesia.

"Ada dua perusahaan besar (importir kedelai) yang menguasai pasokan kedelai ke dalam negeri, yakni PT Gerbang Cahaya Utama dan Cargill Indonesia," kata Tajuddin di Kantor KPPU Pusat, Jl Veteran, Senin (30/7/2012).

Dikatakan Tajuddin, berdasarkan data KPPU pada 2008, besaran pasokan kedelai kedua perusahaan tersebut mencapai 74,66% . Hal ini bisa disimpulkan jika melihat dari perspektif ilmu ekonomi sudah masuk katagori oligopoli.

"Dimana berdasarkan data KPPU, GCU menguasasi pasar impor kedelai dalam negeri mencapai 47% dan Cargill mencapai 28%," ungkapnya.

Sementara pengusaha impor kedelai lainnya pada 2008 diantatanya PT Citra Bakhti Mulia sebesar 4% dan PT Alam Agriasi Perkasa sebesar 10%.

"Memang jika digabungkan kedua pengusaha pasar tersebut penguasaan mereka hanya 74,66% jika berdasarkan peraturan praktek kartel oleh dua pengusaha minimal mencapai 75%, tetapi bukan hitung-hitungan persen yang KPPU soroti, tetapi seberapa besar kegiatan atau konsentrasi pasar keduanya mempengaruhi harga dan bahkan merugikan orang banyak," jelasnya.

Apalagi dirinya sangat yakin data 2008 tersebut jika dilihat saat ini angkanya jauh lebih besar lagi.

"Itu 2008, kalau sekarang angkanya lebih ngeri lagi walaupun KPPU sendiri untuk data terakhir (2012) belum punya, tapi kami yakin dan menduga telah terjadi prakter Kartel terkait kenaikan harga kedelai yang mencapai 100% tersebut," tandasnya.

Sekedar diketahui, kebutuhan terhadap kedelai di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, tercatat kebutuhan kedelai pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 2,2 juta ton dibandingkan kebutuhan tahun 2011 sebesar 2,16 juta ton.

Dari kebutuhan tersebut rata-rata yang mampu dipenuhi oleh kebutuhan dalam negeri sekitar 25-30%, sementara sisanya diperoleh dari berbagai negara melalui mekanisme impor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 produksi kedelai lokal hanya sebesar 851.286 ton atau 29% dari total kebutuhan. Sehingga Indonesia harus impor kedelai sebanyak 2.087.986 ton untuk memenuhi 71% kebutuhan kedelai dalam negeri.

"Dengan demikian ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor sangat besar dan sangat berpengaruhi terhadap fluktuasi harga," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda