Senin, 30 Juli 2012

Ekspor Kayu di Media

Peluang Ekspor Non Migas Membaik

WONOSOBO (kedunews.com)-Peluang pasar untuk ekspor non migas dari Kabupaten Wonosobo masih terbuka lebar, khususnya pangsa pasar bagi sejumlah negara–negara di Asia dan sebagian Amerika serta Eropa. Hal itu disampikan oleh Ymt Kasi Bina Usah Perdagangan Disperindag Wonosobo Oman Yanto.
Dia mengatakan telah terjadi penurunan volume ekspor non migas dari Wonosobo namun nilainya mengalami kenaikan sekitar 48 persen. Kenaikan tersebut salah satunya terjadi pada jenis komoditas kayu olahan yang di produksi oleh PT Tunas Madukoro dan CV Mekar Abadi.
Dia menjelaskan pada tahun 2010 volume ekspor 159.979,63 dengan nilai 41.873.950,8. Sedangkan tahun 2011 volumenya 117.784,02 meter kubik dengan nilai 32.7777.705,78 dengan Negara tujuan USA, Jepang, Korea dan Malaysia.
Adapun PT Tambi yang memproduksi teh hitam dengan tujuan Amerika, Inggris, Rusia, Canada dan Jerman volume ekspor pada 2010 adalah 1.526.620 kg dengan nilai 2.128.479,73, pada tahun 2011 volume mengalami penurunan, 1.013.620 dengan nilai 1.790.691.
Sedangkan PT Demikian dengan produk Nata De Coco tujuan Taiwan volumenya 140.900 kg dengan nilai 33.456 tahun 2010, dan volume 303.856 dengan nilai 42.288 tahun 2011. PT We Can tujuan Taiwan volume nilai 43.260 kg. nilainya sebesar 66.361 tahun 2010 dan 25.530 nilai 160.710 dan produknya jelly dan kopi.
PT Solar Pack dengan produk pellet tujuan korea volume 220.000 kg dengan nilai 23.730 pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 volume 197.104 kg nilai 19.740 dan PT Known You Seed untuk komoditi benih, buah dan sayur dengan tujuan Taiwan tahun 2010 volume 673,20 kg nilai ekspor 115.569,96 sedangkan tahun 2011 volume 5.844 senilai 116,90.
“Salah satu pemicu terjadinya penurunan volume ekspor pada tahun 2010-2011 di sebabkan karena PT SSSWI mengalami pailit, pada semester ke dua tahun 2010 sehingga terjadi penurunan volume ekspor dari tahun 2009, terlebih pada tahun 2011 sama sekali tidak beroperasi,” katanya.
Sedangkan adanya anomali cuaca dan kerusakan infrastruktur seperti putusnya jalur Wonosobo-purworejo tidak begitu berpengaruh karena dapat dialihkan ke jalur kertek,
Namun demikian, pemerintah harus menyediakan sarana mobilitas yang lebih besar karena jalur jalan kertek hanya bisa dilewati kendaraan bermesin prima. KN001/01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda