Jumat, 06 April 2012

Disparitas Harga BBM

DISPARITAS HARGA  PENGARUHI KONSUMSI BBM

Sulitnya menerapkan kebijakan pembatasan BBM dengan cara promosi di berbagai media surat kabar maupun televisi serta himbauan agar masyarakat mengggunakan BBM Non PSO seperti pertamax dan pertamax plus dengan cara membuat spanduk dan running texs  di SPBU-SPBU belum bisa mengambil hati para pengguna BBM (konsumen). Hal ini disebakan disparitas harga yang cukup tinggi antara BBM PSO (Subsidi) dengan harga BBM Non PSO (Non Subsidi). Seperti kita ketahui bahwa sesuai Perpres No. 9 Tahun 2006 atau Perpres No. 15 Tahun 2012 mengenai Harga Jual Eceran untuk BBM PSO baik premium maupun solar adalah Rp 4.500 per liter, sementara saat ini harga BBM Non PSO (seperti pertamax) misalnya sudah mencapai harga Rp 10.200 hal ini dikarenakan BBM Non PSO mengikuti harga keekonomian yaitu harga minyak mentah di Singapore sebagai harga internasional yang berlaku saat ini. Menurut pengamatan Disperindag 3 hari sebelum rencana kenaikan yaitu tanggal 29,30 dan 31 Maret 2012 terjadi kenaikan permintaan BBM sekitar 12 % sementara setelah adanya kepastian BBM tidak naik yaitu tepatnya pada tanggal 1,2 dan 3 April 2012 terjadi penurunan konsumsi yang terbalik yaitu turun kembali sekitar 10%. Walaupun pemerintah terus melakukan upaya untuk mengalihkan agar pengguna BBM subsidi beralih ke non subsidi nampaknya sulit dilakukan ini bisa dilihat dari konsumsi pertamax tetap jalan ditempat bahkan ada kecenderungan turun akibat semakin tingginya harga BBM Non Subsidi. Inilah yang menjadi pemicu tetap bertahannya konsumen BBM Subsidi bahkan bisa terjadi migrasi dari pengguna BBM Subsidi ke BBM Non Subsidi.
(Drs. Oman Yanto, MM : Pemerhati Masalah Migas/Mantan Dosen Unsiq Jateng)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda