Senin, 02 April 2012

Harga Sembako Naik

Melambungnya Harga Sembako Bukan Akibat Isu BBM


Danar Widiyanto | Senin, 2 April 2012 | 15:24 WIB | Dibaca: 13 | Komentar: 0
Ilustrasi. (Foto : Doc)
YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop) DIY membantah jika kenaikan harga sejumlah barang kebutuhan pokok di pasaran merupakan dampak psikologis dari isu kenaikan harga BBM. Naiknya harga diakui lebih disebabkan faktor musim dan jumlah produksi.

Kepala Disperindagkop DIY, Astungkoro menuturkan, kenaikan beberapa bahan kebutuhan pokok sekarang ini memang dipengaruhi beberapa hal. Untuk beberapa komoditas seperti gula memang dipengaruhi panen. Sementara untuk harga cabe keriting dan bawang merah yang naik, lebih dipengaruhi musim faktor musim.

"Rencana kenaikan harga BBM dari pemerintah belum terindikasi kuat mempengaruhi naiknya harga kebutuhan pokok. Melambungnya harga beberapa komoditas lebih dipengaruhi musim dan panen termasuk beberapa komoditas yang lebih banyak dilihat dari faktor produksi," ujarnya Senin (2/4).

Menurutnya, karena pengaruh musim dan kapasitas produksi, maka tanpa isu kenaikan BBM pun sebenarnya memang barang akan tetap naik karena ketersediaan hasil produksi yang mundur. Isu BBM sendiri lebih berpengaruh pada sisi transportasi dan industri.

"Di sisi industri kemudian dilihat produksi apa saja yang kemudian naik. Dari 18 komoditas yang kita pantau semacam gula dan cabe memang mengalami peningkatan harga. Sedangkan daging kisaran harganya msih Rp65-70 ribu atau masih stabil. Secara umum rata-rata kenaikan harga prosentasenya masih kecil dihitung per awal tanggal kemarin," katanya.

Kenaikan yang kecil, lanjutnya, adalah berdasar pantauan sampai akhir bulan dimana kenaikan harga belum sampai 10 persen. Kalaupun ada kenaikan komoditas tertentu seperrti minyak yang tidak dipengaruhi musim dan produksi, lebih dikarenakan faktor ekspektasi pedagang.

"Minyak goreng memang harganya belum tinnggi dan jika ada kenaikan harga, lebih disebabkan ekspektasi pedagang yang memperkirakan derajad kenaikan minyak goreng," tuturnya.

Guna menghindari ekspektasi yang berlebihan, pihaknnya mengaku akan melakukan pantauan di lapangan. Pihaknya sendiri sempat mendapat instruksi, jika harga BBM naik akan ada rencana semacam pasar murah yang akan dilakukan.

"Ekspektasi di lapangan itu akan kita lihat apakah pedagang yang mendustakan. Kalau kenaikan harga itu drastis, maka kami akan minta pasar murah pemerintah untuk bahan kebutuhan pokok. Biasanya ini dilakukan setelah kenaikan mencapai 10 persen atau lebih. Memang tidak ada sanksi bagi pedagang kecuali kalau dia menimbun," tegasnya.

Sementara, terkait stok beberapa kebutuhan pokok di DIY diakui masih tercukupi. Hanya untuk gula pasir sekitar bulan April, Mei dan Juni, stocknya menipis. Hal ini dikarenakan persediaan terakhir gula di Madubaru hanya tinggal dua ribuan ton dan di distributor hanya ada beberapa saja.

" Dengan kata lain jika sampai bulan Mei atau Juni tidak ada panen, maka kami harus melakukan pantauan lebih ketat di lapangan untuk ketersediaan. Karena memang kebutuhan ideal stok gula kita berkisar dua ribuan ton," tandasnya. (Aie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda