Wonosobo/ Senin/ 7 Februari 2011
WONOSOBO - Pengiriman kayu olah jenis albasia masih mendominasi barang ekspor yang diproduksi di Kabupaten Wonosobo. Hingga akhir tahun 2010, nilai transaksi ekspor dari kayu olah dibukukan 17.740.224 dolar AS.
Dalam
2010, kayu yang dikirim ke luar negeri seperti Taiwan, Jepang dan
Amerika mencapai 664.467 m3. Produksi kayu paling tinggi berasal dari
Kecamatan Sapuran dan Kecamatan Kepil.
Kepala bidang perindustrian Dinas Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Wonosobo Andi Achmad SE mengemukakan perkiraan pada tahun 2011 nilai akan mengalami kenaikan antara 10 hinga 20 persen.
Iklim ekspor kayu bisa naik didukung oleh banyaknya perusahaan kayu olah yang mulai tersebar di seluruh kecamatan yang ada.
"Kami memprediksi akan naik dan dominasi ekspor masih dari kayu olah," katanya.
Banyak Bahan Baku
Dia
mengatakan daya dukung nilai ekspor dari kayu juga dikarenakan banyak
sumber bahan baku yang tersedia. Menurut andi, bahan baku berupa kayu
rakyat seperti kayu albasia.
Tahun 2011, menurut
dia, penyumbang nilai ekspor urutan kedua setelah kayu olah adalah teh.
Ekspor teh tahun 2010 mencapai 1.202.530 kg dengan transaksi 142.916
dolar AS.
Ekspor yang didominasi negara tujuan
Belanda dan Inggris. Menurut dia, sebagian besar teh yang dikirim ke
luar negri adalah kulitas nomor satu, sedangkan kulitas teh di pasaran
lokal sesuai harga pasaran umum.
Ekspor yang
kemungkinan masih bisa didongkrak adalah biji kopi. Tahun lalu, ekspor
dari Wonosobo 43.260 kg dengan nilai transaksi mencapai 66.361 dolar
AS. Menurut dia, pengiriman biji kopi rata-rata ke negara tetangga
seperti Malaysia dan Thailand.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Wonosobo
Aryadi mengatakan, ekspor kayu olah masih prospektif. Dalam satu mingu,
pihaknya mampu mengirim dua kontainaer kayu olah ke luar negeri.
Sumber : Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih sudah mengunjungi blog kami
Silahkan tinggalkan pesan Anda